Senin, 29 Januari 2018

BK keempat / 2

Dalam diskusi – diskusi terbaru mengenai kualitas seluruh personil sekolah, menyebutkan bahwa tugas konselor sekolah (Guru BK) sangatlah dominan. Konselor sekolah dituntut untuk dapat menjalankan peran – peran ke – SDM - an dengan maksimal. Melihat besarnya manfaat dan peran konselor sekolah, maka saya sekali lagi menegaskan bahwa konselor sekolah bukanlah polisi sekolah namun personalia sekolah. Dari pengalaman saya ketika observasi kesekolah dan langsung mewawancarai seorang guru BK, yang dikatakannya bahwa seorang konselor sekolah dituntut untuk lebih dari sekadar menangani siswa yang bermasalah, juga harus berani dan bias meng-handle guru-guru yang bermasalah. Tak jarang masalah - masalah yang timbul di sekolah diakibatkan dari pihak gurunya, bukan siswanya. Bukankah kualitas siswa juga sebagian besar ditentukan oleh kualitas guru. Semakin berkualitas guru-guru di sekolah, maka kemungkinan besar akan meningkatkan kualitas siswanya. Oleh karenaitu, di setiap sekolah dan lembaga pendidikan wajib ada konselor sekolahnya.Di Amerika misalnya, konselor sekolah sudah ada sejak di level pre-school, children kinder garten dan elementary school (Playgroup, TK dan SD).
Segitiga personil yang melingkupi siswa adalah siswanya sendiri, guru, dan orang tua dan masyarakat. Pertama, sekolah perlu membuat system pengembangan diri bagi siswa seperti yang saya terangkan diatas. Mengaca dari criteria keberhasilan diatas, kita dapat menggunakan berbagai program dan metode penyampaiannya. Pelatihan, seminar, diskusi, klub atau ekskul, praktek di organisasi sekolah (IRM atau OSIS), maupun bimbingan dan konseling ketika ada masalah yang timbul di tengah proses pembelajaran di sekolah. Kedua, mencetak dan memfasilitasi guru-guru agar lebih berkualitas dari hari kehari. Tak hanya siswa yang perlu dibuatkan kurikulum, ternyata guru-guru juga perlu dibuatkan kurikulum. Ketiga, keluarga yang mendukung dan harmonis. Tak bias disangkal bahwa keluarga yang harmonis memberikan dampak 99% bagi kualitas akademis dan prestasi siswa di sekolah. Beberapa data menyebutkan, siswa-siswa yang berprestasi sangat rendah dan bermasalah di sekolah adalah berasal dari keluarga yang kurang harmonis alias bermasalah. Di sini peran konselor sangat dibutuhkan untuk membantu menciptakan lingkungan rumah yang harmonis dan nyaman bagi siswa. Mungkin mirip acara Mommy 911-nya Metro TV yang mana seorang konselor akan dating kerumah dan menjalankan misi perbaikan dengan cara – cara professional layaknya seorang psikolog. Bagi sekolah - sekolah non belajar dan psikologis siswa. Beberapa sekolah menjembatani komunikasi antara sekolah dengan orang tua dengan membentuk semacam forum komunikasi sekolah dengan keluarga, “Ikatan Orang tua Siswa”. Konselor tugasnya memfasilitasi dialog dari dan ke orang tua. Bisa berbentuk seminar, dialog, kunjungan kerumah, brosur untuk orang tua. Keempat, menciptakan masyarakat yang islami. Untuk mencetak masyarakat yang lebih cerdas dan tinggi tingkat spiritualitasnya, siswa-siswa kita diharapkan boarding (tidak berasrama),  waktu siswa di Sekolah ternyata lebih banyak dari pada di rumah. Maka, kondisi rumah yang berantakan dan orang tua yang sering bertengkar jelasakan mempengaruhi mood mampu menjadi aktor di lingkungan mereka sehari-hari. Disana siswa-siswa kita mendapatkan tantangan yang sesungguhnya. Sebenarnya, tugas sekolah adalah mempersiapkan agar siswa-siswanya agar mampu berkiprah dan memberikan manfaat sebesar-besarnya ketika selesai dari sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar