Rabu, 17 Januari 2018

BK kedua /2

BK Kedua

Peran Guru BK di Sekolah
Meningkatkan Kualitas Peserta Didik di-Sekolah
Polisi sekolah, Itu adalah image yang sering disandang oleh seorang konselor Peran Guru BK
Peran Guru BK dalam sekolah. Walaupun itu tidak benar. Namun masyarakat sekolah sudah salah kaprah memandang profesi yang satu ini. Jika seorang siswa dipanggil keruangan BK, maka perasaan bersalah dan bingung sudah melanda. Kesalahan apa yang diperbuat sisiswa sampai dipanggil keruang BK. Ruang BK ibarat ruang pengadilan yang akan menghakimi dan memakan mentah-mentah setiap siswa yang masuk kesana. Seperti masuk penjagalan saja. Guru BK-nya biasanya adalah seorang ibu yang sudah berumur lanjut, cerewet, dan suka menghakimi. Siapa saja yang masuk ruang BK, pasti akan kena masalah. Stigma negative selalu bersarang di ruang menyeramkan itu.
Kalau selama ini konselor sekolah hanya terjebak dengan tugas-tugas administrasi, misalnya mencatat yang bolos sekolah, terlambat, siswa yang nakal dan bermasalah. Seharusnya banyak pekerjaan yang lebih utama yang bias dikerjakan oleh seorang konselor. Mungkin beberapa hal diatas juga dijalankan sebagai teknis untuk mengetahui kondisi termutakhir siswa (database), namun ada hal-hal yang lebih besar yang bias dilakukan oleh konselor.
Konselor sekolah juga sesungguhnya menjalankan fungsi yang sama seperti Manajer Personalia dalam lingkup sekolah. Tugasnya tidak semata-mata mencari-cari kesalahan siswa lalu menceramahi habis-habisan, lalu berharap sisiswa mengakui kesalahan dan bertaubat dari salahnya. Saya katakana dengan lantang TAK HANYA ITU. Ada peran penting yang selama ini jarang digarap oleh sekolah-sekolah pada umumnya. Peran personalia yang bias dikerjakan oleh konselor sekolah. Konselor sekolah bekerja bersama-sama dengan bagian kesiswaan dan semua guru untuk membuat system dan mekanisme “Pembentukan Karakter Siswa”. Membentuk masyarakat sekolah yang madani, berbasis karakter dan kompetensi. Sekolah seharusnya membiarkan konselor menjalankan fungsi-fungsi personalia-nya agar dapat berfokus pada pengembangan diri para siswa, guru dan civitas akademika yang lain. Sekolah sering membatasi kreativitas dan inovasi kinerja sang konselor dalam menciptakan masyarakat sekolah yang lebih berkualitas. Kalau fungsi konselor sekolah disejajarkan dengan personalia, maka akan ada lompatan kemajuan yang akan terjadi di sekolah.

Sekolah seharusnya mampu melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang memiliki pemahaman yang komprehensif, integritas dan kredibilitas yang tinggi, berkepribadian matang, moderat, serta peduli terhadap kehidupan bangsa dan negara. Namun, saat ini sekolah masih terkotak dengan hal-hal akademis saja. Untuk menciptakan pemimpin-pemimpin masa depan, sekolah harus berani dan mengevaluasi kembali kurikulum pembelajaran yang saat ini diberikan kepada siswa. Nah, tugas besar seorang konselor adalah menjadi actor sekaligus supervisor kualitas personil di sekolah. Garis besar pembentukan siswa unggulan ini meliputi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar