Kamis, 28 September 2017

BK Keempat



                                                    RENCANA KEGIATAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

Materi Pokok          : Cara - cara untuk mencapai hidup tentram, mandiri dan sukses
Alokasi waktu        : 3 x 45 menit
Tujuan / Indikator : Setelah mengikuti kegiatan layanan ini siswa dapat :
1.       Memahami tentang pentingnya hidup tentram untuk mencapai sukses.
2.       Tumbuh rasa untuk ingin mencapai sukses dalam hidupnya.
3.       Mampu menerapkan kiat – kiat hidup tentram dan sukses.
4.       Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mencapai masa depannya.
Bidang Bimbingan : Pribadi – Karir

A.     Uraian Materi :
Sering kita jumpai banyak orang – orang yang memiliki kedudukan yang tinggi, harta yang melimpah tapi ia tidak pernah merasakan kedamaian dalam hati. Tapi banyak pula orang hidup sederhana, tinggal dalam rumah yang sederhana, dengan cukup mampu membuat keluarga dalam suasana yang menyenangkan penuh kedamaian, karena setiap anggota keluarganya menyadari hakekat dan fungsinya masing – masing.
Hidup tentram adalah hidup dalam suasana damai dan bahagia.
Kebahagiaan adalah sangat erat hubungannya dengan terpenuhinya kebutuhan hidup manusia.
Kebutuhan hidup setiap individu ada dua (2) jenis :
Yaitu :  -  Kebutuhan biologis
-     Kebutuhan sosial psokologis
Kebutuhan Biologis adalah meliputi kebutuhan akan sandang, pangan, papan, seks dsb.
Sedang kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk memenuhi sosio psychic, misal : harga diri, rasa aman dan tentram, kebutuhan religius, kebutuhan akan keindahan dsb.
Kadang menurut pendapat (Zakiah Derajad, 1978) ada 2 (dua) kebutuhan yaitu kebutuhan primer dapat kebutuhan jiwa.
Kebutuhan primer meliputi : makan, minum, pakaian.
Kebutuhan jiwa meliputi :
1.       Kebutuhan akan rasa kasih sayang
2.       Kebutuhan akan rasa aman
3.       Kebutuhan akan harga diri
4.       Kebutuhan akan rasa kebebasan
5.       Kebutuhan akan rasa sukses
6.       Kebutuhan akan rasa mengenal
Sedangkan yang dimaksud suskes apabila seseorang mampu mencapai keinginan dan cita – citanya dan mampu mengatasi segala rintangannya sehingga ada kepuasan batin dan kebahagiaan dalam hati.

B.     Kiat – Kiat Untuk Mencapai Hidup Tentram

1.       Usahakanlah supaya tetap gembira
a.       Mulailah setiap hari dengan hati riang.
Katakanlah “Selamat Pagi” kepada semua anggota keluarga. Lagukan nyanyian setiap saat, sekalipun hanya dalam hati. “Hati yang bersuka cita itu akan memiliki obat, tetapi hati yang berduka cita akan mengeringkan tulang ?”
b.       Pikiran harus dilatih
Senang atau susah pikiranlah yang menentukan.
Contoh : Daun pepaya itu pahit, tapi justru pahitnya itu disenangi, jadi pikiranlah yang menentukan enak tidaknya sesuatu makanan.
c.       Pikiran dialihkan
Mikir – mikirlah soal – soal yang menggembirakan
Contoh :  Ada seorang anak umur 8 tahun meronta – ronta, menangis minta sepatu baru pada ibunya. Ibunya belum membelikan karena uangnya belum cukup. Tiba – tiba ada seorang    peminta – minta datang kakinya puntung sebelah. Tiba – tiba anak itu tersentak dan diam, ia berpikir ternyata ia masih lebih beruntung daripada peminta – minta itu.
d.      Jangan terlalu sensitif
Orang yang mudah tersinggung akan mudah mengalami frustasi. Frustasi akan menjadi penghalang untuk mencapai hidup tentram dan sukses.

2.       Pelihara Kesehatan Tubuh
a.       Makanan seimbang
Makanan adalah faktor penting dalam memberi kesehatan.
b.       Cukup tidur
Setiap orang memerlukan tidur yang cukup karena tubuh dan pikirannya manusia memerlukan penyegaran setiap hari.
c.       Sinar Matahari
Kekurangan sinar matahari menjadi kurang vitalitas
d.      Gerak badan
e.       Minum air yang cukup
f.        Bertarak sepenuhnya
g.       Bertarak adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dapat merusak badan dan mempergunakan hal – hal yang baik dengan secukupnya saja.

3.       Atasi Frustasi Uang
Frustasi uang dapat dibagi menjadi tiga bagian :
a.       Pendapatan terlalu sedikit
b.       Pendapatan cukup
c.       Pendapatan lebih dari cukup
Cara mengatasi : a.    Tulislah semua pengeluaran & penghasilan
b.       Kerjakan segala sesuatu untuk menambah penghasilan
c.        Belanja menurut rencana
d.       Jangan berjudi
e.        Usahakan menabung
Bagaimana jika terlalu banyak uang ?
a.       Diincar pencuri
b.       Diincar wanita – wanita cantik

4.       Lihat, pikir dan bicarakanlah yang baik saja.
Biasakanlah melihat dan berpikir yang baik
Kita harus membiasakan diri untuk berpikir dan melihat untuk baik diantara yang kurang baik.
5.       Jangan mencampuri urusan orang lain
Banyak sekali, kesusahan, pertengkaran bahkan perkelahian karena sering mencampuri yang bukan urusan sendiri.
Ada beberapa bentuk ikatan yang menyebabkan kita mempunyai hubungan sesuatu masalah, misal :
-          Hubungan keluarga
-          Hubungan dalam tugas

Mengapa tidak mencampuri urusan orang lain ?

Rabu, 20 September 2017

BK Ketiga

Dalam diskusi – diskusi terbaru mengenai kualitas seluruh personil sekolah, menyebutkan bahwa tugas konselor sekolah (Guru BK) sangatlah dominan. Konselor sekolah dituntut untuk dapat menjalankan peran – peran ke – SDM - an dengan maksimal. Melihat besarnya manfaat dan peran konselor sekolah, maka saya sekali lagi menegaskan bahwa konselor sekolah bukanlah polisi sekolah namun personalia sekolah. Dari pengalaman saya ketika observasi kesekolah dan langsung mewawancarai seorang guru BK, yang dikatakannya bahwa seorang konselor sekolah dituntut untuk lebih dari sekadar menangani siswa yang bermasalah, juga harus berani dan bias meng-handle guru-guru yang bermasalah. Tak jarang masalah - masalah yang timbul di sekolah diakibatkan dari pihak gurunya, bukan siswanya. Bukankah kualitas siswa juga sebagian besar ditentukan oleh kualitas guru. Semakin berkualitas guru-guru di sekolah, maka kemungkinan besar akan meningkatkan kualitas siswanya. Oleh karenaitu, di setiap sekolah dan lembaga pendidikan wajib ada konselor sekolahnya.Di Amerika misalnya, konselor sekolah sudah ada sejak di level pre-school, children kinder garten dan elementary school (Playgroup, TK dan SD).
Segitiga personil yang melingkupi siswa adalah siswanya sendiri, guru, dan orang tua dan masyarakat. Pertama, sekolah perlu membuat system pengembangan diri bagi siswa seperti yang saya terangkan diatas. Mengaca dari criteria keberhasilan diatas, kita dapat menggunakan berbagai program dan metode penyampaiannya. Pelatihan, seminar, diskusi, klub atau ekskul, praktek di organisasi sekolah (IRM atau OSIS), maupun bimbingan dan konseling ketika ada masalah yang timbul di tengah proses pembelajaran di sekolah. Kedua, mencetak dan memfasilitasi guru-guru agar lebih berkualitas dari hari kehari. Tak hanya siswa yang perlu dibuatkan kurikulum, ternyata guru-guru juga perlu dibuatkan kurikulum. Ketiga, keluarga yang mendukung dan harmonis. Tak bias disangkal bahwa keluarga yang harmonis memberikan dampak 99% bagi kualitas akademis dan prestasi siswa di sekolah. Beberapa data menyebutkan, siswa-siswa yang berprestasi sangat rendah dan bermasalah di sekolah adalah berasal dari keluarga yang kurang harmonis alias bermasalah. Di sini peran konselor sangat dibutuhkan untuk membantu menciptakan lingkungan rumah yang harmonis dan nyaman bagi siswa. Mungkin mirip acara Mommy 911-nya Metro TV yang mana seorang konselor akan dating kerumah dan menjalankan misi perbaikan dengan cara – cara professional layaknya seorang psikolog. Bagi sekolah - sekolah non belajar dan psikologis siswa. Beberapa sekolah menjembatani komunikasi antara sekolah dengan orang tua dengan membentuk semacam forum komunikasi sekolah dengan keluarga, “Ikatan Orang tua Siswa”. Konselor tugasnya memfasilitasi dialog dari dan ke orang tua. Bisa berbentuk seminar, dialog, kunjungan kerumah, brosur untuk orang tua. Keempat, menciptakan masyarakat yang islami. Untuk mencetak masyarakat yang lebih cerdas dan tinggi tingkat spiritualitasnya, siswa-siswa kita diharapkan boarding (tidak berasrama),  waktu siswa di Sekolah ternyata lebih banyak dari pada di rumah. Maka, kondisi rumah yang berantakan dan orang tua yang sering bertengkar jelasakan mempengaruhi mood mampu menjadi aktor di lingkungan mereka sehari-hari. Disana siswa-siswa kita mendapatkan tantangan yang sesungguhnya. Sebenarnya, tugas sekolah adalah mempersiapkan agar siswa-siswanya agar mampu berkiprah dan memberikan manfaat sebesar-besarnya ketika selesai dari sekolah.



Jumat, 15 September 2017

BK Kedua

Peran Guru BK di Sekolah
Meningkatkan Kualitas Peserta Didik di-Sekolah
Polisi sekolah, Itu adalah image yang sering disandang oleh seorang konselor Peran Guru BK
Peran Guru BK dalam sekolah. Walaupun itu tidak benar. Namun masyarakat sekolah sudah salah kaprah memandang profesi yang satu ini. Jika seorang siswa dipanggil keruangan BK, maka perasaan bersalah dan bingung sudah melanda. Kesalahan apa yang diperbuat sisiswa sampai dipanggil keruang BK. Ruang BK ibarat ruang pengadilan yang akan menghakimi dan memakan mentah-mentah setiap siswa yang masuk kesana. Seperti masuk penjagalan saja. Guru BK-nya biasanya adalah seorang ibu yang sudah berumur lanjut, cerewet, dan suka menghakimi. Siapa saja yang masuk ruang BK, pasti akan kena masalah. Stigma negative selalu bersarang di ruang menyeramkan itu.
Kalau selama ini konselor sekolah hanya terjebak dengan tugas-tugas administrasi, misalnya mencatat yang bolos sekolah, terlambat, siswa yang nakal dan bermasalah. Seharusnya banyak pekerjaan yang lebih utama yang bias dikerjakan oleh seorang konselor. Mungkin beberapa hal diatas juga dijalankan sebagai teknis untuk mengetahui kondisi termutakhir siswa (database), namun ada hal-hal yang lebih besar yang bias dilakukan oleh konselor.
Konselor sekolah juga sesungguhnya menjalankan fungsi yang sama seperti Manajer Personalia dalam lingkup sekolah. Tugasnya tidak semata-mata mencari-cari kesalahan siswa lalu menceramahi habis-habisan, lalu berharap sisiswa mengakui kesalahan dan bertaubat dari salahnya. Saya katakana dengan lantang TAK HANYA ITU. Ada peran penting yang selama ini jarang digarap oleh sekolah-sekolah pada umumnya. Peran personalia yang bias dikerjakan oleh konselor sekolah. Konselor sekolah bekerja bersama-sama dengan bagian kesiswaan dan semua guru untuk membuat system dan mekanisme “Pembentukan Karakter Siswa”. Membentuk masyarakat sekolah yang madani, berbasis karakter dan kompetensi. Sekolah seharusnya membiarkan konselor menjalankan fungsi-fungsi personalia-nya agar dapat berfokus pada pengembangan diri para siswa, guru dan civitas akademika yang lain. Sekolah sering membatasi kreativitas dan inovasi kinerja sang konselor dalam menciptakan masyarakat sekolah yang lebih berkualitas. Kalau fungsi konselor sekolah disejajarkan dengan personalia, maka akan ada lompatan kemajuan yang akan terjadi di sekolah.

Sekolah seharusnya mampu melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang memiliki pemahaman yang komprehensif, integritas dan kredibilitas yang tinggi, berkepribadian matang, moderat, serta peduli terhadap kehidupan bangsa dan negara. Namun, saat ini sekolah masih terkotak dengan hal-hal akademis saja. Untuk menciptakan pemimpin-pemimpin masa depan, sekolah harus berani dan mengevaluasi kembali kurikulum pembelajaran yang saat ini diberikan kepada siswa. Nah, tugas besar seorang konselor adalah menjadi actor sekaligus supervisor kualitas personil di sekolah. Garis besar pembentukan siswa unggulan ini meliputi :

Jumat, 08 September 2017

BK pertama

Apa yang terlintas dipikiran murid ketika mendapat panggilan ke ruang BK oleh guru BK? Biasa saja, Senang, takut, atau malu?

Kebanyakan dari murid akan merasa malu jika mendapat panggilan dari guru BK, mereka akan berjalan dengan ragu untuk memenuhi panggilan tersebut. Mengapa hal ini dapat terjadi?
Opini masyarakat sekolah pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya menganggap ruang BK sebagai ruang persidangan untuk mengadili anak-anak yang bermasalah di sekolahnya, sehingga muncul stigma negatif yang menganggap bahwa guru BK adalah polisi sekolah. Siswa yang mendapat panggilan dari guru BK adalah anak nakal dan anak bermasalah yang akan diadili.
Jujur saja, saat masih berstatus siswa sekolah saya pun berpikiran seperti itu, karena kenyataannya memang seperti itu, guru BK di sekolah tempat saya mengenyam pendidikan berperan sebagai polisi sekolah, beliau akan menghukum siswa yang terlambat, mencukur acak rambut siswa yang gonrong, atau menghukum siswa yang nakal. Hal ini menyebabkan saya alergi terhadap ruang BK, bahkan untuk lewat di depan ruang tersebut saya harus pikir-pikir dulu. Saya pun merasa bangga ketika tamat SMP tanpa pernah mendapat panggilan ke ruang BK karena anggapan saya bahwa ruang BK hanya untuk anak nakal dan bermasalah.
Memasuki masa SMA pun demikian, guru BK tidak banyak berperan dalam aspek pengembangan diri bagi siswa. Mereka hanyalah petugas-petugas penegak peraturan dan penindak bagi siswa-siswa indisipliner yang membangkang terhadap aturan.
Saya baru memahami peran guru BK yang sesungguhnya setelah memasuki bangku perkuliahan dan memilih jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan di salah satu PTN. Awalnya pun saya ragu memilih jurusan ini karena menganggap saya adalah orang yang tidak pemarah, tidak berwajah sangar, dan terlalu baik jika harus menjadi guru BK. Setelah mendapat penjelasa dari Ibu dan tante saya yang kebetulan guru BK, akhirnya saya memilih jurusan ini sebagai pilihan belajar di Universitas.
Di bangku kuliah inilah wawasan saya mengenai BK bertambah, persepsi saya pun berubah tentang guru BK dan ruangannya. Di universitas pula saya mengetahui bahwa tindakan kebanyakan guru BK yang tidak sesuai dalam menjalankan proses konseling disebabkan banyaknya guru BK yang latar belakangnya bukan dari jurusan BK itu sendiri.
Semenjak saat itu saya bertekat menjadi guru BK yang ideal yang mampu melayani siswa membantu mencarikan alternatif penyelesaian masalah yang mereka hadapi. Menjadi teman bicara yang siap mendengarkan keluh kesah bagi siswa. Tidak hanya sekedar mencari dan memanggil siswa yang absen, yang cabut, berkelahi dan macam-macam ketidak teraturan lainnya. Karena hal ini justru akan memberikan penafsiran yang salah tentang tugas dan tanggung jawab guru BK.
Persepsi keliru yang melekat pada guru BK tidak hanya terjadi oleh masyarakat ataupun siswa.
Terkadang guru bidang studi pun memiliki persepsi yang keliru terhadap guru BK
Ada sebagian guru berpandangan miring serta salah akan penafsiran terhadap tugas dan peran guru BK dan hingga saat ini masih terdengar perbincangan yang memojokkan BK pada posisi yang kurang menguntungkan.Jika keadaan sekolah berjalan normal atau berprestasi atas kerja BK, maka jasa mereka tidak mendapat perhatian.Akan tetapi jika siswa absen, cabut, berkelahi dan macam-macam ketidak teraturan lainnya maka biasanya guru BK mendapat bagian cercaan.Untuk itu sebagai
guru BK harus tegas memilah mana dari bagian tugas yang memang harus ia kerjakan dan mana yang bukan.
Ada 4 macam persepsi yang sering muncul terhadap tugas sebagai guru BK yaitu;
1. BK disamakan dengan guru pada umumnya.

2. BK sebagai Polisi sekolah
3. BK “super” karena bisa jadi penyembuh.

4. Hasil kerja BK “Instant”.

Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu membantu peserta didik dalam HAL:
1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.
2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri.
4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.